Selasa, 01 Mei 2012

Pengertian Dark Tourism



Kata "Dark Tourism" adalah dua buah kata yang lazim di telinga insan pariwisata. Namun, hal ini belum terlalu populer di kalangan umum, ya bagi mereka yang bukan berlatar belakang pariwisata. Kata Dark Tourism pertama kali dicetuskan oleh Prof. Malcolm Foley dan John Lennon dari Glasgow Caledonian University pada tahun 1996. Dark Tourism jika diartikan secara langsung adalah Pariwisata Gelap, dan kata "Gelap" disini memiliki sisi lain atau makna lain, dimana maksudnya adalah sesuatu yang seharusnya tidak boleh dilewati, dijamah, atau diinjak oleh manusia seperti: Lokasi Bencana Alam (Banjir, Gunung Meletus dll), Lokasi Tempat Bekas Pertempuran, dll. Jadi, Dark Tourism dapat diartikan "sebagai suatu kawasan atau wilayah yang sebelumnya bukan kawasan pariwisata, tetapi dijadikan sebagai daerah pariwisata".

Mungkin akan muncul suatu pertanyaan, mengapa orang-orang tertarik dengan hal seperti itu? Artinya kenapa mereka tidak memilih lokasi yang memang benar-benar sudah dijadikan atau disediakan sebagai lokasi tujuan wisata sesungguhnya, malah lebih tertarik pada lokasi atau area yang sebenarnya bukan area wisata. Hal ini jika kita lihat dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi serta perilaku konsumen, sesungguhnya mengalami  peningkatan yang sangat signifikan dan membuat minat dari para wisatawan ikut berubah bahkan mulai meninggalkan paket-paket wisata yang bersifat konvensional dan tradisional.

Paket pariwisata yang bersifat tradisional sesungguhnya dipandang memberikan sedikit pengalaman yang berkesan, sehingga membuat sebagian dari mereka beralih dan mencari alternatif jenis pariwisata baru yang lebih unik, atraktif serta menatang dan bahkan memberikan jalur untuk belajar. Pariwisata yang dimaksud seperti : Eco-tourism, Green Tourism dan juga dark tourism menawarkan suatu pemuasan bagi para wisatawan yang lebih berkesan serta memiliki nilai edukasi yang tinggi (asi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar